Teknologi Kecerdasan Buatan Dan Aplikasinya Dalam Kedokteran
Teknologi Kecerdasan Buatan (AI)
Teknologi Kecerdasan Buatan dan Aplikasinya dalam
Kedokteran - Semuanya berawal dari perkembangan teknologi yang
disebut kecerdasan buatan (artificial intelligence). Seperti sunatullah
lainnya, segala sesuatu di dunia fana ini memiliki awal dan suatu hari akan
memiliki akhir.

Cikal bakal kecerdasan
buatan dimulai pada abad ke-17 dengan terciptanya mesin hitung digital mekanis
pertama yang dibuat oleh Blaise Pascal. Kemudian pada abad ke-19, Charles
Babbage dan Ada Lovelace mampu memprogram mesin hitung otomatis.
Kecerdasan Buatan perkembangan
teknologi kecerdasan buatan semakin terlihat pada tahun 1950-an. John McCarthy
dikenal sebagai pencetus konsep kecerdasan buatan (AI) yang pertama kali
dipresentasikan pada Dartmouth Conference pada tahun 1956.
Dalam konsep AI, mesin
dibuat untuk bekerja dan berperilaku seperti manusia dengan menerapkan prinsip
bahwa setiap aspek kecerdasan dapat dipelajari dan diwujudkan dalam suatu
sistem. John McCarthy menemukan bahasa pemrograman Lisp yang
digunakan sebagai pengembangan robot.
Selain itu, McCharty
juga mencetuskan ide network sharing yang kemudian dikembangkan dalam sistem
cloud computing. Hal ini sangat berguna untuk efisiensi biaya dalam penggunaan
teknologi jaringan.
Penemuan dan
pengembangan teknologi kecerdasan buatan juga didukung oleh Alan Turing yang
memperkenalkan “Turing test”, yaitu metode untuk mengoperasionalkan tes
perilaku cerdas. Perkembangan teknologi kecerdasan buatan kini telah merambah
hampir di semua aspek kehidupan manusia.
Ditambah lagi dengan perkembangan
teknologi Internet of Things (IOT) dimana segala sesuatunya dapat terkoneksi
dengan internet. Dengan terhubung melalui internet, lokasi, aktivitas, dan
semua yang ingin Anda ketahui tentang objek yang terhubung dapat diatur sesuai
dengan instruksi yang diinginkan.
Pengaplikasian AI Dalam
Kedokteran
Salah satu penerapan
teknologi kecerdasan buatan adalah dalam bidang kesehatan dan kedokteran. Meski
saat ini umumnya masih dalam tahap pengembangan, bukan tidak mungkin teknologi
AI untuk mendukung rekayasa biomedis akan mapan dalam 20 tahun ke depan. Ada
beberapa aplikasi berbasis kecerdasan buatan yang mendukung bidang ini, antara
lain:
Sistem Pakar
Dalam kecerdasan
buatan, sistem pakar adalah sistem berbasis komputer yang mengadopsi kemampuan
pengambilan keputusan dari seorang pakar manusia. Di bidang medis, banyak
sistem seperti itu telah dikembangkan, termasuk CaDet (Sistem Pendukung
Keputusan Klinis Berbasis Komputer untuk Deteksi Kanker Dini).
CaDet dikembangkan
untuk deteksi dini kanker berdasarkan data klinis dan epidemiologi terkait
dengan deteksi dini kanker dan faktor risiko kanker yang dikumpulkan dari
literatur dan digabungkan dalam database, disertai dengan aturan heuristik
untuk mengevaluasi data tersebut.
Pengolahan Citra
Pengolahan citra sangat
penting untuk membantu dokter dalam pemantauan dan perawatan kesehatan karena
metode deteksi penyakit didasarkan pada analisis dan diagnosis citra dari
peralatan pencitraan seperti rontgen, ultrasound, CT-Scan, MRI, dan kamera
fundus.
Sistem berbasis AI
mampu meningkatkan kualitas gambar dan mengadopsi kemampuan dokter ahli dalam
menganalisis gambar untuk mendeteksi kelainan yang diamati seperti mendeteksi
keberadaan sel tumor sehingga sangat berguna dalam deteksi dini suatu penyakit.
Salah satu contoh
sistem pemrosesan citra medis berbasis AI adalah RADR (Rapid Assessment of
Diabetic Retinopathy). Sistem RADR ini mampu menganalisis gambar retina yang
diperoleh menggunakan suatu peralatan yang disebut kamera fundus untuk
menentukan apakah seorang pasien penderita diabetes perlu mendapatkan rujukan
untuk perawatan komplikasi diabetes pada retina.
Aplikasi Kesehatan
Ada aplikasi kesehatan
di smartphone yang memakai AI. Ada yang dapat mempelajari data saat Anda beraktivitas, mengajukan
pertanyaan cerdas agar dapat membantu Anda merasa
lebih baikan dan juga mengendalikan
kesehatan Anda. Dengan dukungan smartwatch yang berfungsi sebagai sensor dan
mampu merekam pola hidup dan kondisi organ vital.
Aplikasi dalam smartphone mampu
memprediksi suatu penyakit berdasarkan gejala awal dan kelainan yang
terdeteksi. Contohnya adalah iCare Health
Monitor. Aplikasi ini memanfaatkan kamera dan blitz di smartphone sebagai sensor untuk menangkap
informasi, detak jantung, seperti tekanan darah, kapasitas paru dan tingkat
oksigen dalam darah untuk menetukan tingkat kesehatan.
Robot Bedah
Penemuan ini tidak kalah menarik karena dapat mengubah metode operasi
sepenuhnya. Robot bedah ini memiliki presisi tinggi dan tidak terpengaruh oleh
faktor kelelahan ataupun emosi yang mungkin terjadi pada manusia. Robot bedah
atau biorobotics digunakan untuk membantu operasi yang memungkinkan ahli bedah
bekerja lebih tepat.
Selain itu, dengan
teknologi robot bedah yang digabungkan dengan Internet of Things, suatu operasi
dapat dijalankan dari tempat-tempat yang jauh (teleoperation) terutama untuk
mengatasi ketersediaan tenaga ahli terutama di daerah-daerah terpencil. Demikianlah ulasan
tentang teknologi kecerdasan buatan dan aplikasinya dalam
kedokteran
semoga bermanfaat.
0 Response to "Teknologi Kecerdasan Buatan Dan Aplikasinya Dalam Kedokteran"
Posting Komentar
Berkomentar lah secara bijak,sopan dan sesuai topik pembahasan...